KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK BERITA SEPUTAR SEPAK BOLA YANG MENARIK HANYA DI ZAMAN BOLA AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Sunday, October 1, 2017

PUNAH NYA CLASSIC NUMBER 10 DI ERA SEPAKBOLA MODERN

Punahnya “Classic Number 10” di Era Sepakbola Moderen

Mari kita sekilas mengenang kejayaan Liga Italia Serie A, bagi anda yang besar di tahun 1990 – 2000an pasti tahu Liga apa yang terbaik saat itu dong. Mungkin anda para penggemar Serie-A Italia di tahun 90-an sangat kenal istilah trequartista atau classic number 10. Bagi yang belum tahu trequartista, itu adalah sebutan untuk para pemain-pemain yang



AFBCASHIDR - Mari kita sekilas mengenang kejayaan Liga Italia Serie A, bagi anda yang besar di tahun 1990 – 2000an pasti tahu Liga apa yang terbaik saat itu dong.
Mungkin anda para penggemar Serie-A Italia di tahun 90-an sangat kenal istilah trequartista atau classic number 10. Bagi yang belum tahu trequartista, itu adalah sebutan untuk para pemain-pemain yang dapat mengontrol permainan di belakang dua striker atau striker tunggal, pemain yang mempunyai skill di atas rata-rata, dengan kontrol sempurna, dribble mumpuni, dan insting mencetak gol yang tinggi.
Bermain di belakang dua striker atau striker tunggal tidak mematikan peran seorang trequartista. Kemampuan para trequartista tidak hanya untuk mengontrol permainan atau sekadar melakukan key-pass, tetapi mereka juga diberkahi insting yang tajam dalam urusan mencetak gol.
Pasti masih ingat dong dengan nama-nama seperti Roberto Baggio, Rui Costa, Zinedine Zidane, Francesco Totti, Alessandro Del Piero 🙂 Kami yakin nama-nama tersebut menjadi idola para gibolers yang mengikuti sepak bola Italia pada tahun 90-an dan awal 2000-an.


Roberto Baggio selama karirnya dia berhasil mencetak 221 gol; Del Piero 208 gol; dan yang terbaru Totti dengan torehan 225 gol. Zidane tak perlu lagi kita bahas kehebatannya, dia adalah maestro, trequartista terbaik yang pernah ada di dunia sepakbola.
Era trequartista klasik di Italia mulai tergerus pada awal tahun 2000-an. Kepergian Del Piero dari Italia pada musim panas tahun 2012 membuat luka tersendiri. Entah itu bagi para rekan setim, fans, bahkan seorang “lawan abadi” Del Piero, Francesco Totti, pastinya juga bersedih. Bagaimana tidak, pemilik nomor punggung 10 di Italia yang setipe Del Piero memang tinggal sedikit jumlahnya. Sebelum Del Piero hijrah ke Australia, pengguna nomor punggung 10 seperti Del Piero hanya tinggal dirinya dan Totti. Kini Italia kehilangan sosok il pinturicchio, kehilangan seorang trequartista handal.
Pada sepakbola modern, kontrol permainan lebih memilih peran deep lying-playmaker atau regista untuk mengatur permainan. Sebenarnya peran regista dan trequartista sama, mengendalikan permainan sebuah tim tapi seorang trequartista juga diberkahi dalam urusan mencetak gol.
Andrea Pirlo, bisa dikatakan adalah regista pertama yang terlihat di dunia sepak bola. Pemain yang punya peran sama dengan trequartista, namun lebih mendalam. Mungkin il Metronome lah yang telah mengilhami banyak pelatih sekarang menggunakan jasa seorang regista, dan menghilangkan peran trequartista di sepak bola modern.
Di luar Italia, tak banyak pemain yang dapat julukan trequartista. Di Argentina, nama Juan Roman Riquelme terlihat sebagai sebuah trequartista andal. Seandainya Riquelme sekarang masih bermain di tim nasional Argentina bersama Lionel Messi, mungkin Argentina akan menjadi sebuah tim yang menakutkan.
Pada era sepak bola modern seperti sekarang ini, peran playmaker memang masih sangat dibutuhkan, tetapi mungkin mereka tak bisa disebut sebagai seorang trequartista. Xavi Hernandez di Barcelona lebih seperti regista, dia tidak terlalu membantu penyerangan, hanya mengalirkan laju-laju bola di Blaugrana dan mengontrol permainan.
Andres Iniesta bisa saja disejajarkan dengan para trequartista, sebab dengan skill individu yang di atas normal, juga insting mencetak gol yang lumayan tinggi, serta kemampuan mengontrol permainan, dan passing yang sering memanjakan La Pulga di tiap pertandingan adalah cerminan seorangtrequartista.
Lantas disebut apakah David Silva, Samir Nasri, Juan Mata, Eden Hazard, Oscar, Mesut Ozil, Jack Wilshere, Shinji Kagawa atau Mario Gotze? Entahlah, tapi kemampuan mereka masih belum bisa disejajarkan dengan nama-nama seperti Baggio, Rui Costa, Alessandro Del Piero, Totti maupun Zidane..
Deretan “Classic Number 10” SERIE A

Roberto Baggio (Lahir: 18 Februari 1967)
1982 – 1985 Vicenza (13 Goal)
1985 – 1990 Fiorentina (39 Goal)
1990 – 1995 Juventus (78 Goal)
1995 – 1997 Milan (12 Goal)
1997 – 1998 Bologna (22 Goal)
1998 – 2000 Internazionale (12 Goal)
2000 – 2004 Brescia (45 Goal)
Zinedine Yazid Zidane (Lahir: 23 Juni 1972)
1989 – 1992 Cannes (6 Goal)
1992 – 1996 Bordeaux (28 Goal)
1996 – 2001 Juventus (24 Goal)
2001 – 2006 Real Madrid (37 Goal)
Rui Manuel César Costa (Lahir: 29 Maret 1972)
1990 – 1994 Benfica (13 Goal)
1994 – 2001 Fiorentina (38 Goal)
2001 – 2006 Milan (4 Goal)
2006 – 2008 Benfica (5 Goal)
Alessandro Del Piero (Lahir: 9 November 1974)
1991 – 1993 Padova (1 Goal)
1993 – 2012 Juventus (208 Goal)
2012 – ……. Sydney FC (14 Goal)
Francesco Totti (Lahir: 27 September 1976)
1993 – ……. Roma (224 Goal)
Ricardo “Kaka” Izecson dos Santos Leite (Lahir: 22 April 1982)
2001 – 2003 Sao Paulo (23 Gol)
2003 – 2009 Milan (70 Goal)
2009 – ……. Real Madrid (23 Goal)
Wesley Sneijder (Lahir: 9 Juni 1984)
2002 – 2007 Ajax (43 Goal)
2007 – 2009 Real Madrid (11 Goal)
2009 – 2013 Internazionale (13 Goal)
2013 – ……. Galatasaray (4 Goal)

0 comments:

Post a Comment